Kapas Jadi Senjata Ampuh Brazil Goyahkan AS

World Trade Organisation (Organisasi Perdagangan Dunia/WTO) pada hari Senin (31/8) kemarin mengatakan bahwa Brazil diperkenankan untuk menjatuhkan sanksi balasan terhadap AS dalam sebuah sengketa mengenai subsidi kapas AS.

Brazil dapat menjatuhkan sanksi senilai $294,7 juta terhadap produk-produk AS sebagai kompensasi atas subsidi yang dibayarkan kepada petani kapas Amerika, demikian kata WTO. Sanksi tersebut menjadi sanksi terbesar kedua yang pernah diijinkan oleh WTO.

Angka tersebut, yang hanya sebesar 10 persen dari kompensasi sebesar $2,68 miliar yang diajukan oleh Brazil, didasarkan pada dampak nyata dari pembayaran AS terhadap negara Amerika Latin dengan kekuatan ekonomi terbesar tersebut. Keputusan pada hari Senin tersebut dikeluarkan menyusul sebuah aturan WTO tahun 2008 yang mendukung temuan panel yang menyatakan bahwa AS tidak melakukan hal yang cukup untuk mengurangi bantuan yang diberikan kepada para produsen kapas.

Pemberian subsidi menguntungkan para pembeli komoditas, namun sebaliknya justru merusak iklim perdagangan dan perkembangan ekonomi di negara-negara yang lebih miskin.

WTO sebelumnya mengatakan bahwa Brazil diperbolehkan untuk menunda “pemberian ijin atau kewajiban lainnya” dalam perdagangan bersama AS yang mencapai angka 147,4 juta dollar (103 juta euro) untuk tahun 2006, dan, untuk tahun-tahun berikutnya, jumlah sanksi tahunannya akan ditentukan dengan cara menerapkan sebuah penghitungan matematis secara khusus.

Brazil, yang pertama kali mengajukan kasus tersebut kepada blok perdagangan pada tahun 2002 lalu, mencoba mencari cara untuk mendapatkan ganti rugi sebesar 2,68 miliar dollar dari AS.

Berkenaan dengan keputusan yang dikeluarkan WTO pada hari Senin tersebut, pemerintah AS mengatakan bahwa pihaknya merasa sangat kecewa dengan hasil akhir dari perselisihan dengan Brazil tersebut.

Namun kantor Perwakilan Dagang AS, dalam sebuah pernyataan, menyebutkan bahwa pihaknya masih merasa “lega” karena pihak penengah memberikan jumlah yang lebih kecil daripada yang diminta oleh Brazil. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Carol Guthrie, seorang juru bicara wanita kantor Perwakilan Dagang AS di Washington.

Brazil mencoba mengajukan sanksi setelah sebuah panel WTO mendukung penuh keluhan yang dilayangkan Brazil. Dalam keluhan tersebut, Brazil menyatakan bahwa AS telah melanggar peraturan-peraturan perdagangan karena memberikan subsidi kepada para petani kapas.

Menurut Brazil, jumlah total subsidi kapas dari AS bernilai hingga 12 miliar dollar, subsidi tersebut diberikan antara tahun 1999 dan 2002. Jika dibandingkan dengan nilai kapas yang diproduksi dalam rentang waktu tersebut – sekitar $13,9 miliar – maka subsidi tersebut berjumlah 89,5 persen.

Pada bulan September tahun 2004, WTO, yang berpusat di Jenewa, menemukan bahwa ada dana pembayaran sebesar $4 miliar per tahun yang dinyatakan melanggar aturan perdagangan global dengan cara memaksakan produksi berlebih dan membuat harga (kapas) dunia menjadi turun. Pada bulan Maret, Brazil mendesak WTO untuk menyetujui sebuah sanksi barang-barang sebesar $2,68 miliar, demikian halnya dengan hak-hak kekayaan intelektual dan layanan. Sementara AS membela diri dan mengatakan bahwa angka $20 juta hingga $30 juta adalah jumlah kompensasi yang “lebih pantas”.

Brazil pernah melontarkan ancaman untuk melakukan serangan balasan terhadap AS dengan cara menunda pemberian ijin akses kepada penyedia layanan dalam industri bisnis, keuangan, konstruksi, pariwisata, transportasi, komunikasi dan distribusi milik AS.

Berdasarkan keputusan WTO, berdasarkan pada angka pada tahun 2006, maka Brazil hanya dapat menjatuhkan sanksi balasan terhadap barang-barang AS kecuali pembayaran terhadap para petani kapas telah melebihi batas tertentu. Jika hal itu terjadi, maka Brazil akan diijinkan untuk melakukan “serangan balasan” atas layanan AS atau berdasarkan hak kekayaan intelektual.

AS melanggar batasan tersebut pada tahun 2009, kata Roberto Azevedo, duta besar Brazil untuk WTO. Brazil telah memperkirakan bahwa batasan untuk tahun 2009 berkisar pada angka $460,3 juta dan AS telah melebihi batasan tersebut. Jumlah kelebihannya sebesar $340 juta. “Hal itu berarti bahwa pemerintah Brazil dapat menjatuhkan sanksi sebesar $800 juta atas produk-produk AS,” katanya.

“Sebenarnya , cukup disesalkan bahwa kami harus mencapai titik ini,” kata Azevedo dalam sebuah wawancara. “Sekarang, berhubung kami telah mencapai tahapan ini, maka kami merasa semakin khawatir karena AS telah mengabaikan kewajiban lamanya, dan kami saat ini tengah menegosiasikan kewajiban-kewajiban yang baru.”

Azevedo menolak untuk memberikan spekulasi mengenai kemungkinan Brazil untuk meneruskan sanksi tersebut, namun Pedro Carneiro de Medonca, seorang duta besar yang bertanggungjawab untuk urusan ekonomi dan teknologi di Kementerian Luar Negeri Brazil, mengatakan kepada para wartawan di Brasilia bahwa pemerintah Brazil memang ingin membalas AS.

“Kami telah melakukan studi mendalam mengenai berbagai upaya pembalasan yang mungkin dilakukan, dengan sejumlah skenario yang telah diperkirakan,” kata Azevedo. “Ini adalah sebuah skenario yang belum kami pikirkan sebelumnya. Kami harus kembali melihat secara seksama untuk memutuskan kapan dan bagaimana untuk memutuskan sebuah tindakan balasan.
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/amerika/10238-kapas-jadi-senjata-ampuh-brazil-goyahkan-as.html

0 komentar:

Posting Komentar