Tetap Sehat dan Nyaman dengan Hewan Peliharaan

Tak perlu ragu memelihara hewan. Dengan perlakukan yang benar, rumah Anda tetap bisa bersih.

Tingkah lucu si pus dan si dogi bisa membantu melepas kesedihan dan merileks-kan pikiran yang stress. Namun tak jarang orang enggan memelihara hewan kesayangan dengan alasan kesehatan alias rumah beresiko jadi kotor. Padahal dengan sedikit trik, rumah bisa tetap nyaman dan kesehatan terjaga, meski ada hewan kesayangan di sekitar Anda.

Dua hal yang umumnya sangat diperhatikan sebelum memiliki hewan peliharaan adalah kesehatan penghuni dan keindahan (kebersihan) rumah. Banyak orang ragu memelihara hewan kesayangan karena khawatir akan penyakit yang ditularkan, terlebih jika memiliki anak kecil.

Penyakit Hewan yang Bisa Menular

Memang benar ada penyakit hewan yang ditularkan ke manusia (zoonosis). Contohnya rabies, cacing tambang, leptospirosis dan scabies (kudis). Namun, seringkali orang memahami penyakit zoonosis hanya kulit luarnya, sehingga menimbulkan salah pengertian. Padahal menurut nara sumber kami, Drh. Cucu K. Sajuthi Lie dari Praktek Dokter Hewan Bersama—Sunter, jika sudah memahami dengan benar, kita menjadi tidak paranoid duluan. Yang penting ketahui dulu, sisi mana dari hewan kesayangan Anda yang menularkan penyakit. Dari situlah Anda bisa melakukan tindakan antisipasi. Misalnya dengan memberikan vaksinasi yang tepat dan membersihkan kandang secara berkala.

Salah satu contoh penyakit yang sering dikhawatirkan adalah toksoplasma. Pada anjing, fase invektif (fase di mana penyakit bisa menyerang manusia) ada pada ototnya. Jadi anjing tidak menularkan toksoplasma kecuali dagingnya dimakan, itupun dalam kondisi mentah atau setengah matang. Sementara pada kucing, fase invektif toksoplasma ada di kotorannya. Jadi sebaiknya kotoran ditimbun dalam tanah dan jangan lupa mencuci tangan setelahnya.

Statistik menyebutkan, kebanyakan penderita toksoplasma justru terinfeksi akibat makan daging yang tidak dimasak hingga matang benar atau bahkan sayuran mentah yang dipupuk dengan kotoran hewan. Karena itu juga, jangan memberi makan daging mentah kepada hewan Anda.

Berkaitan dengan penyakit zoonosis, Drh. Cucu menyarankan dengan tegas agar tidak mengambil monyet sebagai hewan peliharaan. Menurutnya, “kedekatan” anatomi dan fisiologi antara monyet dengan manusia berakibat penyakit yang ditularkan ke manusia juga lebih banyak.

Perawatan

Kesehatan dan kenyamanan dalam rumah, tergantung pada seberapa baik Anda merawat hewan kesayangan. Sedangkan baik tidaknya perawatan terkait erat dengan jenis dan jumlah hewan yang dipelihara. Jika tak sempat atau lalai merawat, maka yang menjadi taruhan adalah kesehatan dan kenyamanan Anda sekeluarga. Karena hewan yang tak terawat merupakan perantara penyakit. Selain itu hewan yang “jorok” juga bisa mengganggu kenyamanan, misalnya karena bau tak sedap.

Dari sisi jenis, jika Anda super sibuk, jangan memelihara jenis hewan yang butuh perawatan intensif seperti anjing pudel atau kucing angora. Pilihlah jenis yang perawatannya mudah dan tidak makan banyak waktu. Sedang dari sisi jumlah, semakin banyak hewan yang dipelihara, makin besar pula kemungkinan tertular penyakit dan berantakannya rumah Anda. Jumlah banyak berarti makin banyak tanggung jawab dan biaya yang harus dikeluarkan dalam merawat. Misalnya memenuhi kebutuhan akan vaksinasi, mengajak jalan-jalan, membersihkan kandang, dll.

Alergi

Bagaimana dengan penderita alergi yang harus bertoleransi dengan pasangan atau anaknya yang ingin sekali memelihara hewan kesayangan? Ternyata bisa, asalkan tidak menggendong dan mencium-ciumnya. Kebanyakan penderita alergi, sensitif terhadap bulu. Solusi lain, pelihara hewan berbulu pendek, atau bahkan tak berbulu seperti ikan. Untuk kasus alergi bulu ini, jika rumah Anda ber-AC, sebaiknya sering-seringlah membersihkannya karena bulu-bulu sering nyelip di saringan AC.

Jika Anda alergi pada bau urin atau kotoran hewan, jangan lalai untuk segera membersihkan kotoran dan menimbunnya dalam tanah, atau membiasakan hewan peliharaan (dalam hal ini anjing atau kucing) untuk buang air di luar rumah. Anda juga bisa menggunakan obat penghilang bau yang bisa Anda dapatkan di pet shop. Prinsipnya, jauhkan atau minimumkan interaksi dengan hewan yang bisa menyebabkan alergi Anda kumat, demikian tutur Drh. Cucu.

Kandang

Beberapa orang memilih untuk menempatkan hewan kesayangan dalam kandang untuk membatasi invansi hewan tadi di dalam rumah. Mengenai jarak ideal, Drh. Cucu mengatakan agak sulit membuat patokannya, karena harus melihat luasan rumah dan jenis hewan peliharaannya. Sebagai gambaran, untuk anjing berukuran sedang (medium breed: boxer, anjing kampung), jarak 1 – 2 meter antara kandang dengan rumah, sudah cukup ideal untuk menghindari bau dan bulu masuk ke rumah.

Meski berada di dalam kandang dan terpisah di luar rumah, Anda tetap tak boleh mengabaikan perawatan dan kebersihan kandang. Karena posisinya di luar rumah, Anda bahkan harus lebih rajin, karena bisa mengganggu kesehatan dan kenyamanan tetangga.

Jika memungkinkan, letakkan kandang di lokasi yang terkena sinar matahari pagi, supaya kuman-kuman mati oleh sinar ultra violet. Sinar matahari juga mencegah kandang menjadi lembab dan berbau. Selain itu hewan Anda pun akan lebih sehat. Kemudian, sebisa mungkin letakkan kandang (khususnya kandang permanen) di dekat saluran air. Lokasi yang dekat selokan akan memudahkan saat pembersihan.

Sebaiknya pilih kandang yang terbuat dari stainlessteel. Memang harganya lebih mahal, namun Anda tak perlu pusing dengan karat. Jika ingin lebih murah, pakailah kandang dari besi galvanized. Tetapi pastikan agar tidak dicat, karena bisa meracuni hewan jika ia menggigit-gigit kandang. Khusus unggas bisa juga menggunakan kandang dari kayu.

Untuk ukuran, kandang seluas 60 cm x 80 cm pas untuk anjing jenis toy breed (pom, chihuahua, dll.) dan kucing. Untuk medium breed, luas kandangnya minimal 1,2 m x 1 m dan large breed seluas 2 m x 1,5 m. Tingginya disesuaikan dengan tinggi anjing saat dewasa. Untuk unggas, jika Anda menggunakan kandang permanen, tambahkan batang pohon kering atau pohon hidup. Selain alasan estetika, pohon akan memberikan habitat yang nyaman bagi unggas dan juga tempat berlindung dari serangan tikus.

Kunci hidup sehat dengan hewan peliharaan hanyalah perawatan yang benar dan teratur. Jadi, tak perlu ragu untuk menghadirkannya di rumah Anda!(cia)

FOTO: TNR, SIS

BOX

Tip Perawatan Beberapa Jenis Hewan Peliharaan

Unggas

Kandang unggas sebaiknya tiap hari dibersihkan. Faktor krusial pada hewan ini adalah kotorannya (bisa menularkan penyakit pada manusia). Kotoran yang tidak segera dibersihkan dan dikubur dalam tanah, jika kering dapat terbawa angin dan mengganggu pernafasan. Saran Drh. Cucu, pada satu rumah sebaiknya tidak memelihara lebih dari tiga ekor burung, dan jangan meletakkannya di dalam ruangan.

Ikan

Untuk pencinta ikan, pastikan untuk menguras akuarium 1 – 2 minggu sekali. Juga jangan memberi makan (pelet) terlalu banyak, karena sisa makanan akan membusuk dan membuat air cepat keruh. Lebih baik lagi jika akuarium dilengkapi sistem filterisasi air, dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari.

Reptil

Jika ingin memelihara reptil, pastikan tidak ada ibu hamil dan anak-anak di bawah usia 10 tahun di dalam rumah. Sebab reptil berpotensi menularkan bakteri salmonela, menyebabkan keguguran, lahir prematur, dll.

Tempatkan reptil dalam akuarium yang kedap air (tidak bocor), dan letakkan di dekat jendela yang memperoleh sinar matahari pagi. Bersihkan secara teratur 2 – 3 hari sekali.

Anjing dan kucing

Idealnya, bersihkan kandang 2 kali sehari. Jangan lupa memberikan vaksinasi pada waktunya (persis seperti bayi!). Mandikan 1 bulan sekali, tergantung kondisi. Jika terlalu sering, bulunya akan mudah rontok.

Secara umum, kotoran semua hewan di atas harus dikubur dalam tanah agar tidak menyebarkan penyakit.

http://chip.co.id/rumah/?p=1692

0 komentar:

Posting Komentar